Pendiri Sekolah Anak Muda Presentasikan Penelitiannya di Konferensi Internasional di Singapura

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

MAKASSAR, Pos Liputan – Andi Alfian, S. A.g., M.A (Cand), pendiri Sekolah Anak Muda yang merupakan alumni Program Studi Aqidah Filsafat, UIN Alauddin Makassar, baru-baru ini berpartisipasi sebagai pembicara dalam konferensi internasional yang diadakan di Singapura.

Konferensi yang diselenggarakan oleh Asia Research Institute (ARI), National University of Singapore, ini berlangsung pada tanggal 11-12 Mei 2023.

Konferensi ini menyediakan ruang bagi para peneliti dan ahli untuk bertukar pengetahuan dan wawasan tentang berbagai topik yang berkaitan dengan masyarakat adat dan praktik-praktik budaya.

Baca Juga:  
Ketua dan Sekretaris Jurusan FDK UIN Alauddin Resmi Dilantik

Andi Alfian, yang saat ini sedang menempuh pendidikan Master di Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS), Universitas Gadjah Mada (UGM), mempresentasikan penelitiannya tentang relasi manusia dan hewan di masyarakat adat di Sulawesi Selatan, khususnya dalam konteks ritual penyembuhan.

Penelitian Andi Alfian berfokus pada tiga komunitas adat di Sulawesi Selatan, yaitu komunitas Bara dan Cindakko di Kabupaten Maros, serta komunitas Tobalo di Kabupaten Barru.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui penelitian etnografi yang cermat dan wawancara ekstensif, ia mengeksplorasi praktik-praktik adat terutama penggunaan hewan untuk tujuan penyembuhan di komunitas-komunitas adat ini.

Baca Juga:  
PMII Cabang Gowa Geruduk Polda Sulsel dan Kejati Sulsel, Ini alasannya

Temuannya menyoroti hubungan yang mengakar antara manusia dan hewan, serta pentingnya ritual penyembuhan dalam menjaga relasi seimbang antara manusia dan alam di masyarakat adat.

Dalam presentasinya, Andi Alfian menyoroti pentingnya mengakui dan menghormati sistem dan praktik pengetahuan masyarakat adat, serta menekankan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dalam memahami praktik-praktik tersebut.

“Masyarakat adat memiliki pengetahuan yang tak kalah berharganya dari pengetahuan sains yang diwariskan secara turun-temurun, yang, tentu saja, juga dapat berkontribusi pada kemanusiaan, terutama, misalnya, dalam hal cara berelasi dengan alam,” tuturnya.

Temuan penelitian Andi Alfian mendapat tanggapan positif dari para akademisi dan peneliti yang hadir, yang juga mengakui pentingnya melestarikan dan mengintegrasikan metode penyembuhan masyarakat adat ke dalam sistem perawatan kesehatan kontemporer.

Baca Juga:  
Mahasiswa Agroteknologi UMSi Terpilih Ketua Karang Taruna Desa Puncak

Di Konferensi Internasional itu, Andi Alfian mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan untuk mempresentasikan penelitiannya dan berinteraksi dengan sesama peneliti dari berbagai dunia.

“Saya berharap, penelitian ini bisa berkontribusi kepada eksistensi masyarakat adat yang selama ini selalu dianggap tidak saintifik dan tertinggal, dan kita semua yang datang dari berbagai negara bisa berkolaborasi untuk itu,” tegasnya.

Penulis: Mistiara MadilaEditor: Andi
Baca berita Pos Liputan di:
|

Komentar