Dari Tukang Batu Hingga Jadi Atlet Tapak Suci Dunia, Ini Profil Saldy

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

GOWA, Posliputan.com – Seorang pria bernama Saldy, 30 tahun, pekerjaan sehari-hari adalah tukang batu. Bahkan, jika lagi menganggur–pekerjaan apa pun ia dilakoninya yang penting halal, agar bisa menghidupi tiga buah hatinya, Al Madinah (7), Al Afiah S (6) dan Muzzammil (3).

Tapi siapa sangka, di tengah keterbatasan ekonomi itu, dia mampu berada di panggung dunia Tapak Suci di Malang.

Gemuruh sorak sorai para atlet dari 24 negara ditambah 24 provinsi di Indonesia yang membahana di gedung olah raga Pertamina Universitas Brawijaya, tak membuat Saldy gamang. Lelaki dengan postur tubuh yang cukup tinggi, 175 cm, mencoba mengayuh harapannya dengan tatapan nanar ke matras pertandingan.

Baca Juga:  
Tampil Dengan Kostum Budaya Menarik, 60 Tim Ikut Fashion Culture Carnaval di Beautiful Malino

“Saya harus menang. Ini untuk anak-anakku. Ini untuk istriku,” ucapnya lirih, Rabu 30/7 sebelum pertandingan, dengan pakaian merahnya yang berstrip kuning.

Saat ia mampu menumbangkan lawan-lawannya yang cukup tangguh, seperti dari Banten dan Kalimatan—ada perasaan membuncah, ia berlari ringan ke tribun penonton bersalaman dengan para pelatih dan official, saling berpelukan, bersalaman-ada air mata mengambang di sana.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Luar biasa. Semangat, tunjukkan bahwa kamu bisa mengangkat nama Gowa,” ujar Rusmanto, Sekum Tapak Suci 177 Putra Muhammadiyah Gowa, Jumat 1/8.

Baca Juga:  
Patimpeng FC Jadi Runner Up Grup C Turnamer Sepak Bola 99 Community Cup I

“Pendekar, doakan saya semoga saya bisa masuk final” lirih Saldy.

Tapi toh impian itu tumbang di tangan Jabar. Ada kesedihan yang mendalam, menoreh luka yang cukup dalam. Menunduk keluar lapangan. “Tidak apa-apa, prestasi ini sudah luar biasa. Tak semua atlet bisa capai seperti ini,” ujar Arifuddin Saeni, Ketua Pimda 177 Putra Muhammadiyah Gowa, sembari menyemangati.

Saldy yang beristrikan Fasrika, tidak menyangka, namanya akan menorehkan prestasi di dunia pencak silat–sebab, hobi yang digelutinya selama ini adalah sepak bola.

Baca Juga:  
Puncak Penutupan Turnamen Pencak Silat Tapak Suci Rektor UINAM Cup VI 2022

Bertemu dengan mentornya, Sidiq Maulana, membuat dia berubah haluan. Di Tapak Suci, Saldy ditempa dengan latihan simultan. Tak heran, dalam waktu singkat pola permainan mulai terlihat.

“Kami lakukan observasi dan Saldy memiliki bakat yang bisa berkembang di dunia silat,” ujar Sidiq, Senin (4/8/2025).

Komentar