JAKARTA, Pos Liputan – Luar angkasa menjadi kiblat pembahasan negara-negara maju. Bahkan ramai diberitakan belakangan ini, Departemen Pertahanan AS sedang mencari mitra komersial yang akan membantu mereka meluncurkan pesawat ruang angkasa di luar orbit geostasioner.
Unit Inovasi Pertahanan Departemen Pertahanan AS (DIU) sedang mencari mitra komersial yang dapat meluncurkan satelit dengan muatan ke orbit di atas geostasioner, termasuk yang terletak di belakang Bulan.
Diketahui bersama, Geostasioner adalah orbit di bidang ekuator, tempat pesawat ruang angkasa berada di ketinggian 35.786 km. Pada saat yang sama, pergerakannya ternyata sinkron dengan rotasi Bumi, dan seolah-olah menggantung di titik yang sama.
Militer AS menggunakan orbit ini untuk melacak peluncuran rudal balistik. Oleh karena itu, semua satelit observasi dirancang untuk bekerja tepat pada jarak ini dari Bumi.
Dilansir Universe Magazine, (06/12) Permintaan DIU menyatakan bahwa mereka tertarik dengan proposal yang memungkinkan satelit diluncurkan ke orbit yang lebih jauh dari bulan, yaitu di atas 365 ribu km.
Hal ini disebabkan ambisi China sejak 2019 merancang pembangunan di bulan. Sehingga China dianggap sebagai saingan utama AS dalam pengembangan bulan.
Informasi yang berhasil dikumpulkan, pada tahun ini konfrontasi tersebut semakin intensif, dengan latar belakang perang Rusia-Ukraina. Para pihak bertukar pernyataan tajam tentang rencana satu sama lain, tetapi sebagian besar ahli yakin bahwa ini tidak akan mengarah pada konfrontasi militer yang nyata.
Komentar