Mendorong Praktik Pertanian Berkelanjutan dan Optimasi Input Agrokimia Organik

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

MENDORONG PRAKTIK PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN OPTIMASI INPUT AGROKIMIA ORGANIK, MAHASISWA KKNT 114 UNHAS MENDEMONSTRASIKAN POC DAN EKOENZIM YANG MENGANDUNG MOL (MIKROORGANISME LOKAL)

(Oleh: Abd. Hamid)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Inovasi Pengembangan Desa Universitas Hasanuddin Gelombang 114 Desa Batu Putih Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros menyelenggarakan Demonstrasi POC (Pupuk Organik Cair) dan Ekoenzim yang Kaya Kandungan MOL (Mikroorganisme Lokal) yang merupakan satu dari sekian program kerja dengan tema pokok ”AgroSustain Manajerial: Tata Kelola Inovatif untuk Mewujudkan Pertanian Pedesaan yang Berkelanjutan” di Aula Kantor Desa Batu Putih.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh perangkat desa, ibu-ibu rumah tangga, perwakilan kelompok tani, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda Desa Batu Putih. Kegiatan tersebut diadakan sebagai upaya inisiasi memantik masyarakat tani dalam memanfaatkan kembali output pertanian yang tak terpakai sebagai bahan organik pembenah tanah seperti POC dan Ekoenzim. Abd. Hamid (Mahasiswa Fakultas Pertanin Unhas) sebagai insiator/ penanggung jawab kegiatan mengatakan bahwa POC dan Ekoenzim adalah salah satu input pertanian organik yang bahannya sangat melimpah di lingkungan pedesaan.

“Desa Batu Putih Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros ini sangat potensial untuk pertanian jagung sebagai komoditas pangan unggulan. Hanya saja dalam pengelolaan pertaniannya sangat masif penggunaan agrokimia sintetik yang tentunya dalam jangka panjang dapat merusak (mendegradasi) tanah. Demonstrasi POC dan Ekoenzim ini kami usung sebagai salah satu program kerja untuk memantik masyarakat tani agar dapat meminimalisir ketergantungan terhadap produk agrokimia sintetik” ucap Hamid.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

POC dan Ekoenzim merupakan dua di antara banyaknya produk agrokimia organik yang dapat dimanfaatkan sebagai input pertanian (pupuk atau pestisida). Terlebih lagi jika POc dan Ekoenzim tersebut ditambahkan dengan Mikroorganisme Lokal (MOL) yang mampu membantu mengurai unsur hara tak tersedia di dalam tanah menjadi hara yang siap diserap tanaman. Keberadaan MOL di area perakaran juga mampu mencegah perkembangbiakan mikrobio patogenik tanah yang dapat menurunkan produktivitas tanaman.

Pasca pelaksanaan program kerja ini dilakukan follow up terhadap unit percobaan yang telh didemonstrasikan dan sebagai produk untuk diaplikasikan oleh petani ke depannya. Selain itu, sebagai upaya pendukung dalam program tersebut, nantinya akan dibuatkan Buku Saku terkait POC dan Ekoenzim serta pengaplikasiannya. Buku saku tersebut akan dicetak dan disimpan di Kantor Desa Batu Putih serta dibagikan ke masyarakat tani.

Komentar