Pj Bupati Sinjai Fahsul Falah Ingin Ketemu Tokoh Ini di Sulsel: Saya Berhutang Budi

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

MAKASSAR, Pos Liputan – Muhammad Jusuf Kalla (JK) merupakan putra kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan pada Mei 1942 silam adalah sosok yang dikagumi banyak orang.

Terlebih, kiprahnya dalam menangani resolusi konflik di berbagai daerah di Indonesia hingga tingkat internasional yang membuatnya dikenal sebagai Bapak Perdamaian dan dikagumi banyak orang.

Kekaguman terhadap JK juga dirasakan oleh Pj Bupati Sinjai, Teuku Raja Fahsul Falah yang mengaku ingin mencium tangan jika diberi kesempatan bertemu JK.

Dia menganggap JK sebagai sosok yang sangat berarti dan bahkan menganggap dirinya berhutang budi terhadap mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu.

Hal tersebut juga menjadi salah satu alasan yang membuatnya berkeinginan kembali ke Sulawesi.

Baca Juga:  
DPW HIMAS Sulut Resmi Dilantik, Eddy Salassa: Perantau Sinjai Agar Bersinergi Pemerintah
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Tidak muluk-muluk hanya berbuat karena saya sudah makan minum air Sulawesi saya sudah berhutang apalagi saya dulu Camat konflik, ya. Saya berhutang budi dengan pak Yusuf Kalla karena MoU Helsinki,” kata Fahsul Falah, Selasa (26/9/2023).

Kenangan Konflik Aceh

Teuku Raja Fahsul Falah memiliki kenangan tersendiri dengan konflik yang pernah terjadi di Aceh. Saat itu dirinya masih menjabat sebagai camat.

Konflik tersebut berhasil mereda setelah penandatanganan nota kesepahaman atau kesepakatan Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Firlandia 15 Agustus 2005 silam.

Saat itu, Jusuf Kalla adalah salah satu tokoh inisiator yang menggagas Perjanjian Helsinki atau perdamaian antara GAM dengan Pemerintah Republik Indonesia.

Hal inilah yang membuat Pj Bupati Sinjai, Fahsul Falah sangat berkeinginan menjumpai mantan Wakil Presiden RI tersebut.

Baca Juga:  
Jelang Pemilu 2024, Rutan Sinjai Fasilitasi Warga Binaan Lakukan Perekaman e-KTP

“Terus juga ada kenangan waktu konflik Aceh, kan MoU itu, kan Pak Yusuf Kalla, ya. Nah, Maka saya itu berkeinginan jumpa dengan pak Yusuf Kalla. Nah, itu kalau bisa,” ucapnya.

Ingin Mengucapkan Terima Kasih

Pengalamannya menjadi camat di salah satu lokasi konflik di Aceh membuatnya memiliki kenangan yang pahit. Bahkan di depan matanya dia pernah menyaksikan seseorang dibunuh.

Dari pengalaman tersebut, ia merasa sangat berhutang budi dengan Jusuf Kalla dan memiliki keinginan untuk dapat bertemu dengannya.

Dia berharap dengan menjadi PJ Bupati di Kabupaten Sinjai dapat membawanya bertemu dengan sosok yang dikaguminya itu.

“Belum, saya belum pernah jumpa. Kalau bisa difasilitasi saya malah sangat bersyukur. Saya kepingin mengucapkan terima kasih. Sebab saya merasakan waktu konflik dulu di Aceh, saya camat,” jelasnya.

Baca Juga:  
Pelajar di Sinjai Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Deras dengan Jembatan Bambu Demi Sekolah

Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Dilansir dari Wikipedia, Gerakan Aceh Merdeka atau yang dikenal dengan GAM merupakan sebuah gerakan separatisme bersenjata yang pernah terjadi di Aceh dan memiliki tujuan supaya Aceh lepas dari Indonesia.

Konflik antara pemerintah RI dan GAM ini diakibatkan karena perbedaan keinginan dan telah berlangsung sejak tahun 1976-2005.

Gerakan yang juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF) ini telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang menghampiri 15.000 jiwa.

Motif dari gerakan ini adalah mendirikan kembali negara Aceh di ujung utara pulau Sumatra dengan memisahkan diri dari Indonesia.

Penulis: AndiEditor: Andi
Baca berita Pos Liputan di:
|

Komentar