SINJAI, Pos Liputan – “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”.
Semboyan yang dicetuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara tersebut sepertinya berlaku bagi polisi yang satu ini.
Bripka Sahabuddin, merupakan polisi yang bertugas di Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Selain menjalankan tugasnya sebagai anggota polisi, Sahabuddin juga membagi waktunya mengajar di SDN 151 Kanalo 1, merupakan pulau terjauh dari kota Kecamatan Pulau Sembilan.
Untuk mencapai lokasi tersebut, Bripka Sahabuddin harus menyebrang menggunakan perahu penumpang yang ditempuh selama kurang lebih satu jam lamanya dari kantor polsek tempatnya bertugas
Hal ini ia lakukan lantaran beberapa sekolah di Kecamatan tempatnya bertugas masih kekurangan guru. Selain itu, untuk menyelesaikan masalah sejumlah anak yang masih berusia wajib belajar namun harus putus sekolah yang ada di wilayah hukum Polsek Pulau Sembilan.
“Saya sayang sama anak-anak ini, makanya saya mau mereka juga bisa berpendidikan,” ucap Sahabuddin, Minggu (10/12/2023).
Ia berharap kepada anak-anak yang putus sekolah ini bisa kembali bersekolah dan melanjutkan pendidikan bahkan hingga ke perguruan tinggi dan meraih apa yang mereka cita-citakan.
“Anak-anak ini harus sekolah. Mereka harus tamat SD, SMP dan SMA bahkan sampai kuliah,” jelasnya.
Atas apa yang ia lakukan ini, Sahabuddin diapresiasi oleh Plt Kepala Sekolah SDN 151 Kanalo 1, Sunarti, S.Pd lantaran mau membagi waktunya untuk mengajar di sekolahnya.
“Terima kasih tak terhingga saya ucapkan kepada Bapak dari pihak Kepolisian atas kepedulian dan partisipasinya terhadap pendidikan anak-anak di Pulau Sembilan, utamanya para siswa kami di SDN 151,” kata Sunarti.
Ia berharap dengan adanya polisi yang mengajar di sekolahnya bisa memacu motivasi para siswa agar lebih rajin dan semangat lagi ke Sekolah.
“Bukan hanya siswa, tetapi kami sebagai guru juga, semoga termotivasi dan lebih semangat lagi dalam mengajar,” terangnya.
Seperti yang diketahui, Kapolsek Pulau Sembilan, Iptu Sahabuddin beberapa waktu lalu membeberkan data ratusan anak di wilayah hukumnya harus putus sekolah.
Alasannya karena faktor ekonomi, sehingga mereka lebih memilih ikut melaut bersama kerabat ataupun keluarganya untuk mencari uang.
Komentar