Aktivis Mengecam Soal Tambang di Sinjai, Anggota DPRD: Pemerintah Harus Tinjau Kembali

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

SINJAI, Pos Liputan- Isu rencana aktivitas pertambangan di Kabupayen Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel), belakangan ini yang menjadi perbincangan mulai terungkap.

Hal tersebut terungkap pada saat rapat gabungan Komisi di DPRD Sinjai yang digelar di Ruangan Rapat Paripurna, yang dipimpin oleh Ketua DPRD Sinjai, Andi Jusman, Senin (16/6/2025).

Anggota DPRD Sinjai dari Fraksi Partai Amant Nasiol (PAN), Arifuddi mengatakan, rencana pengerjaan tambang di Sinjai investor telang mengantongi izin produksi.

“Sebelumnya IUP hanya untuk eksplorasi. Informasi terkait aktivitas tambang, termasuk pemilik IUP, PT Trinusa Resources (sejak 2013), dapat diakses secara online,” bebernya.

Baca Juga:  
Serahkan LKPJ Tahun Anggaran 2022, Bupati Sinjai: Ini Amanat Konstitusional

Arifuddin meminta kepada pemerintah agar melakukan pengecekan kembali terkait aktivitas tambang yang akan beroperssi di Sinjai Barat, Sinjai Bulupoddo, Sinjai Tengah, dan Sinjai Selatan yang luasnya 11.326,00 Ha karena IUP-nya diduga telah keluar izin produksi.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Penolakan aktivitas tambang emas di Sinjai, masyarakat khawatir akan dampak lingkungan mengingat lokasi tambang berada di perbukitan yang merupakan sumber air,” ujarnya.

Sementara itu, Aktivis Lingkungan sekaligus Penulis Muda Sinjai, Burhan SJ, mengecam semua aktivitas yang merusak lingkungan terutama tambang.

“Ketikan aktivitas pertambangan beroperasi tentu akan menghasilkan bencana besar, ekosistem akan hancur, masyarakat akan terpisah dari akar budayanya, masa depan hancur dan lebih parah lagi, bencana perubahan iklim dan pemanasan global tak akan terhindarkan. Ini bukan soal ekonomi, ini soal oksigen dan kelangsungan bumi,” paparnya.

Baca Juga:  
Sambut Hari Sumpah Pemuda, Fakultas Kesehatan Universitas Patria Artha Gelar Kegiatan Donor Darah

Lebih lanjur pegiat Lingkungan itu, ia menuturkan bahwa ketika tambang beroperasi lahan masyarakat tentu semua akan tergusur, terutama penghasil kebutuhan pokok seperti sawah, kebun. Petani akan kehilangan mata pencaharian, masyarakat tak lagi bisa menyuplai hasil pertanian untuk dimakan para pejabat.

“Saya sebagai pemuda setempat di Sinjai Barat menyerukan secara nasional, saya mengajak seluruh aktivis lingkungan di Indonesia untuk bersatu melawan kekejaman ini. Sebab ini bukan soal uang, ini soal kelangsungan bumi yang sekarang jadi isu global untuk tetap menjaga ekosistem demi masa depan planet ini,” tegasnya.

Baca Juga:  
Sekda Sinjai Mita Masyarakat Membantu Pemerintah Menjaga Segala Infrastruktur

Negara luar sibuk menanam pohon, membangun hutan untuk bertahan hidup, kata Burhan, sementara negara kita gila-gilaan demi uang menebang semua pohon dan mengeruk bumi. Percayalah, jika hutan habis, pohon dibabat, uang tak bisa menggantikan oksigen. Sadarlah para perusak lingkungan, bumi bukan hanya untuk kalian saja!.

“Pemkab semetinya menguji kembali izinnya, libatkan masyarakat dalam hal ini karena mereka akan jadi korban,” harapnya dengan nada kecewa.

Komentar