GOWA, Posliputan.com – Di usia senja, pasangan suami istri lansia, Daeng Sija (80) dan istrinya, Daeng Sangnging (80), harus bertahan hidup dalam kondisi yang jauh dari layak.
Mereka tinggal di sebuah rumah kecil berdinding rapuh, lantai tanah beralas terpal plastik, berdampingan dengan kandang ayam di Desa Julubori, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Setiap malam, keduanya tidur berdampingan dengan kandang ayam dengan kondisi memprihatinkan.
Daeng Sangnging hanya bisa terbaring sakit, tak mampu berjalan, sementara sang suami dengan kondisi yang sudah kondisi fisik yang renta namun masih sabar merawatnya meski hidup dalam serba kekurangan.
Kisah pilu ini mengetuk hati Kapolres Gowa, AKBP Muhammad Aldy Sulaiman setelah sang istri (Ketua Bhayangkari) memberitahukan kapolres untuk segera mengunjungi dan memberinya bantuan.
Bersama Kapolsek Pallangga, AKP Muh Ali dan Kasat Intelkam Polres Gowa AKP Syahrial langsung mendatangi kediaman pasangan lansia tersebut.
“Kondisi mereka cukup memprihatinkan. Ibu dalam keadaan sakit hanya bisa terbaring dan hanya dirawat oleh suaminya sendiri yang juga sudah tua. Karena itu kami datang memberikan sejumlah bantuan sebagai wujud empati dan perhatian,” ujar AKBP Muh. Aldy Sulaiman.
Bantuan yang dibawakan Polres Gowa berupa sembako, kipas angin, rice cooker, susu, popok, makanan ringan hingga uang tunai. Tak hanya itu, Kapolres juga menyiapkan layanan kesehatan gratis melalui klinik Polres Gowa.
“Insya Allah besok dokter dari Klinik Polres Gowa akan datang untuk memeriksa kondisi kesehatan bapak dan ibu ini,” tambahnya.
Menurut Kapolres, rumah reyot yang mereka tempati bukan milik sendiri. Pasutri lansia itu hanya menumpang di atas tanah warga. Sambungan listrik pun mereka nikmati berkat kebaikan tetangga sekitar.
“Tempat tinggalnya sangat sederhana dan bukan tanah milik mereka. Insya Allah nanti kami akan koordinasikan dengan pemilik lahan dan warga setempat agar ada solusi terbaik,” jelas AKBP Aldy.
Tidak sampai disitu, Muh Aldy Sulaiman juga mengunjungi rumah anak kedua lansia tersebut yang jaraknya sekitar dua kilo meter dari rumah sebelumnya.
Disana kondisi anak kedua lansia tersebut juga sangat memprihatinkan, selain sulit berjalan, menantunya juga mengalami struk.
“Saya sangat prihatin melihat kondisi kedua lansia serta anak dan menantunya, hidup dengan serba keterbatasan, sehingga saya meminta agar kapolres pallangga memberikan perhatian kepada keduanya,”Ujarnya.
.
” Saya lihat juga sang anak yang umurnya juga sudah tua itu ingin merawat kedua orang tuanya, namun ternyata istrinya juga dalam Kondisi struk, “Sambungnya.
Mendapat perhatian dan bantuan langsung dari Kapolres Gowa, Daeng Sija tak kuasa menahan haru.
Begitu juga saat kapolres gowa meminta kepada kedua lansia itu untuk meminta apa yang bisa di bantunya, keduanya hanya bisa mengucapkan rasa terima kasihnya dengan suara bergetar.
“Terima kasih bantuannya. Ini sangat membantu kami,” ucapnya sambil meneteskan air mata bahagia.
Di tengah keterbatasan, pasangan lansia ini beruntung masih mendapat perhatian dari tetangga mereka, Syamsiah Daeng Baji (45). Meski hanya berjualan jalangkote, Syamsiah kerap menyisihkan waktu dan rezekinya untuk membantu.
“Kasihan saja. Saya simpati karena kedua orang tua saya sudah tidak ada, jadi saya anggap mereka seperti orang tua saya juga. Walaupun saya tidak dapat apa-apa, yang penting mereka dirawat,” ungkap Syamsiah lirih.
Syamsiah sering membawakan makanan dan membantu merawat Daeng Sangnging yang lumpuh. Ia bahkan siap menerima jika pasangan lansia itu ingin dirawat di rumahnya.
“Biasa kalau bapaknya ke kebun, saya datang membantu rawat ibunya. Kalau diizinkan anak-anaknya, saya tidak keberatan merawat di rumahku. Yang penting mereka terjaga,” tuturnya.
Kisah Daeng Sija dan Daeng Sangnging menjadi potret keteguhan cinta di usia senja, sekaligus pengingat bahwa masih banyak warga lanjut usia yang membutuhkan uluran tangan dan kepedulian bersama. (**)
Komentar