SINJAI, Pos Liputan – Salahsatu pendamping relawan Rumah Dongeng Sinjai (RDS), Mirfayani Mirsal mengaku mendapat respon tidak baik dari Kepala Dinas Kesehatan Sinjai, dr. Emmy Kartahara Malik.
Mirfayani mengaku, hal tersebut bermula saat Andi Aryani Tim UPZ Baznas Pemprov menghubungi dirinya selaku relawan RDS agar bayi tanpa anus dirujuk ke Rumah Sakit Labuang Baji atas perintah Gubernur Sulawesi Selatan.
Ketua RDS, Mirfayani Mirsal, mengatakan dirinya ditelpon Tim Basnas Pemprov Sulsel agar menyampaikan kepada pihak RSUD Sinjai agar pasien segera dirujuk.
“Jam 8 pagi saya ditelpon sama Ibu Aryani Tim UPZ Baznas Pemprov Sulsel, menyampaikan kalau ada perintahnya Pak Gubernur supaya bayi tanpa anus bawa sekarang ke Makassar di RS Labuang Baji, Ibu Aryani juga sampaikan kalau Direktur RS Labuang Baji menelpon ke RSUD Sinjai namun tidak dijawab, olehnya itu saya diminta untuk konfirmasi ke RSUD Sinjai,” ungkapnya, Rabu (12/4/2023).
Menindaklanjuti hal tersebut, dirinya kemudian menelpon pihak RSUD Sinjai sebagai penyampaian.
“Saya sempat telpon pak Direktur tapi tidak terjawab juga, jadi saya hubungi dr. Yulia Kepala KTU RSUD Sinjai, untuk menyampaikan apa yang disampaikan Ibu Aryani,” ucapnya.
“dr. Yulia lalu sampaikan kalau dia koordinasi dulu dengan Dinkes. Tidak begitu lama dr. Yulia menghubungi saya kalau bayi tanpa anus sudah diantar ke PKM Balangnipa untuk dibuatkan rujukan ke RSUD lanjut ke Makassar,” lanjutnya.
Sebagai relawan, ia semestinya mendapat empati dan apresiasi. Namun tak disangka, saat Mirfayani berangkat ke kantor Bupati untuk melakukan Audiens dengan Sekda Sinjai. Dirinya mendapat sorotan.
“Jam 10 saya ke Kantor Bupati untuk audiens kepada Sekda terkait kegiatan reuni Sekolah. Sementara, menunggu waktu pak Sekda bersama beberapa alumni SMA 1 Sinjai, Bu kadinkes datang, dan saya sapa. Tiba tiba dia marah sama saya, dia (dr. Emmy-red) sampaikan kalau sudah lama cari saya, terkait pendampingan masyarakat yang sakit yang saya lakukan,” ungkap Mirfayani Mirsal.
Lebih lanjut, dirinya merasa heran karena selama ini pasien yang didampingi rata-rata dari UGD atau perawat, apalagi dia hanya bertindak sebagai relawan.
“Kenapa mesti saya dimarahi oleh Kadinkes? katanya saya potong jalan beberapa pasiennya, saya bingung karena rata-rata yang saya dampingi pasien dari UGD atau perawatan. Kecuali anak yang jantung bocor saya antar sampai bandara dengan menggunakan ambulance RSUD,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sinjai, dr. Emmy Kartahara Malik yang dikonfirmasi wartawan Posliputan.com namun tidak merespon.
Komentar