JAKARTA, Pos Liputan – Hasil penelitian menyebutkan, lubang ozon yang terbentuk setiap tahun di atas Antartika telah berkembang selama tiga tahun berturut-turut dengan luas hampir 10 juta mil persegi (26,4 juta kilometer persegi). Dan ini merupakan lubang ozon terbesar sejak 2015. Kamis, (24/11).
Walau demikian, para peneliti nampaknya tidak terlalu khawatir, sebagaimana dikatakan ilmuan NASA pada apnews[.]com, (14/10/22) lalu.
“Semua data mengatakan bahwa ozon sedang membaik,” kata Paul Newman.
Di mana sebelumnya, para ilmuwan menemukan lapisan ozon yang menipis di atas Antartika pada awal 1980-an. Meskipun ozon dibuat dan dihancurkan secara alami di stratosfer, polusi yang didorong oleh manusia menghancurkan ozon lebih cepat daripada yang dapat terbentuk.
Aktivitas produksi manusia sangat berpengaruh terhadap lapisan ozon. Bahkan NASA pernah menyebut puncak terbesar lubang lapisan ozon sebelumnya terjadi sejak 2006.
Namun, para ilmuan tetap optimis menanggapi hal tersebut, dengan harapan tren penurunan lapisan ozon bisa terus berlanjut, maka kerusakan ini dapat diperbaiki sepenuhnya pada tahun 2070 mendatang.
Diketahui bersama, ozon terdiri dari tiga atom oksigen dan membentuk sangat sedikit atmosfer, tetapi berdampak besar pada planet kita.
Lapisan seperti selimut yang membentang di seluruh dunia menyerap radiasi ultraviolet (UV) paling berbahaya dari matahari, melindungi kehidupan bumi.
Ozon terbentuk di stratosfer, sekitar 9 hingga 18 mil (14,5 hingga 29 kilometer) di atas permukaan bumi. Terbentuk ketika radiasi UV memecah molekul oksigen biasa, yang terbuat dari dua atom oksigen (O2); dua atom oksigen yang mengambang bebas kemudian masing-masing berikatan dengan molekul oksigen, membentuk molekul yang terbuat dari tiga atom oksigen.
Komentar