Miris, Pelajar di Sinjai Menantang Maut Lewati Jembatan Bambu yang Reot Demi Sekolah

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

SINJAI, Pos Liputan – Pemandangan miris terlihat di Desa Polewali, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan setiap jam berangkat dan jam pulang sekolah.

Bagaimana tidak, demi ke sekolah sejumlah siswa Madrasah Aliyah (MA) di desa tersebut harus menantang maut menyeberangi sungai dengan jembatan yang terbuat dari bambu yang kondisinya sudah sangat reot.

Terlihat jembatan tersebut hanya terbuat dari beberapa bilah bambu yang membentang di atas aliran sungai. Tiga bilah bambu yang dijadikan pijakan sementara ada dua bilah bambu yang dijadikan pegangan.

Baca Juga:  
Aktivis Sinjai Minta Pj Bupati Tegas dan Profesional

Belum lagi, beberapa bilah bambu tersebut terlihat sudah ada yang mulai lapuk sehingga kondisinya sangat membahayakan anak-anak yang menggunakannya.

Jembatan tersebut terpaksa mereka lewati karena menjadi akses terdekat bagi mereka untuk bisa sampai di sekolahnya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang masyarakat setempat, Abd Latif mengatakan bahwa anak-anak tersebut harus melewati sungai ini untuk berangkat ke sekolah.

Meskipun ada jalan alternatif yang lebih aman, namun anak-anak itu harus berjalan memutar di Dusun Bonto dengan jarak tempuh sekitar 5 kilometer dan akan membuat anak-anak terlambat datang ke sekolah.

Baca Juga:  
Meningkatkan Jumlah Tenaga Kerja yang Produktif, Pemda Sinjai Gelar Job Fair dan Workshop

“Kami membangun jembatan ini dengan peralatan seadanya. Hanya terbuat dari bambu yang diikat dengan rotan,” ucap Abd Latif.

Lebih lanjut, ia berharap adanya jembatan permanen sehingga tidak perlu takut menyeberang apalagi saat musim hujan yang bisa menyebabkan arus sungai meluap dan berarus deras.

Sementara itu, Kepala Desa Polewali, Mazlan menjelaskan, yang mampu dilakukan oleh masyarakat hanya bergotong-royong mengganti bambu yang sudah lapuk.

“Anak sekolah dari Dusun Jenna Desa Polewali pakai jembatan ini lewat atau pergi sekolah di songing,” tulis Mazlan melalui pesan WA, Senin (30/1/2023) siang.

Baca Juga:  
Anak Putus Sekolah Terus Bertambah, Polisi Pulau Sembilan Ajak Anak-anak Kembali ke Sekolah

Mazlan mengaku, pihaknya selalu mengusulkan saat musrembang karena menjadi kewenangan kabupaten agar dibuatkan jembatan permanen mengingat jembatan itu akses terdekat bagi sebagian masyarakat di desannya.

“Setiap musrembang kami usulkan agar ada pembangunan jembatan,” ucapnya.

Komentar