SINJAI, Pos Liputan- Di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih ada warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Kabupaten Sinjai, mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit untuk mereka keluar.
Mirisnya, nasib yang dialami ST Alang tak pernah lagi tersentuh bantuan yang seharusnya mereka terima dari berbagai program bantuan sosial pemerintah yang telah diluncurkan untuk membantu warga miskin yang seharusnya dapat merasakan hidup layak.
Namun, berbeda dengan ST Alang, seharusnya menjadi jalan keluar bagi mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kenyataannya, ST Alang, Warga Lingkungan Lompu, Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang tak pernah merasakan manfaat dari program tersebut dan luput dari perhatian pemangku kebijakan bahwa pemerintah harus hadir sebagai solusi bagi masyarakat miskin.
Salah satu alasan utama mengapa nasib ST Alang hidup di bawah garis kemiskinan dan tak pernah tersentuh bantuan dari program pemerintah, akibatnya karena kurannya perhatian dari pemerintah untuk turun langsung mengecek kondisi rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan
Asri merupakan putra dari ibu ST Alang, mengisahkan kisah kondisi kehidupannya bersama dengan ibunnya yang harus membangun rumah diatas tanah orang dengan kondisi rumah yang sebagaian berdindingkan Sen-sen bekas.
“Saya dan orang tua selama ini tidak memiliki tempat tinggal yang tetap bahkan tempat tinggal yang di tempatinya tak memiliki sanitasi yang sehat WC, dan sambungan akses air tuk mendapatkan akses air bersih,” katanya, Minggu (22/6/2025).
Untuk penerangan, lanjut Asri menerangkan, saya sudah mendapatkan bantuan pemasangan listrik subsidi dari PLN Sinjai karena selama ini penerangan di rumah kami mendapatkan sambungan listrik dari tetangga yang peduli dengan keadaan kami.
“Kalau bantuan berupa sembako ibu saya pernah menerima bantuan subsidi tunai di masa pandemi covid – 19 itu pun hanya sekali, setelah itu sudah tidak ada sama sekali,” bebernya.
Lebih lanjut Asri mengatakan, selama ini ibu saya tidak pernah terdaftar dalam penerima PKH dan Bantuan Pangan Beras.
“Terakhir ibu saya menerima raskin (beras untuk keluarga miskin) di tahun 2013 setelah itu tidak pernah lagi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa dirinya kerap kali mengusulkan untuk bantuan bedah rumah biasa disebut RTLH namun tidak bisa terakomodir karena tidak memiliki tanah sendiri.
“Ia berharap agar pemerintah bisa turun langsung dan hadir melihat kondisi masyarakat yang memeng membutuhkan, kami sangat menantikan kehadiran pemerintah untuk memberikan solusi terbaik demi mengharapkan penghidupan yang layak dan sejahtera,” tutupnya.
Komentar