SINJAI, Pos Liputan – Sejumlah insiden mewarnai Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Ke-17 Sulawesi Selatan yang berlangsung di Kabupaten Sinjai, Kamis (27/10/22).
Sebelumnya, kontroversi atas hasil putusan juri terkait lomba panjat tebing yang dinilai kurang sportif, kemudian penganiayaan atlet dayung, dan dugaan pelecehan atlet renang.
Sehingga membuat Bupati Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa, angkat bicara. Sebagaimana dilansir Detiksulsel, “Atas nama pemerintah Kabupaten Sinjai dan masyarakat Sinjai kami minta maaf atas kejadian ini. Kami sangat menyesal adanya tindakan di luar kendali yang merugikan atlet asal Selayar,” kata Andi Seto kepada detikSulsel, Rabu (26/10/2022).
Sayangnya permintaan maaf Bupati Sinjai yang ramai diberitakan, menimbulkan pertanyaan di kalangan aktivis.
Ketua Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Sinjai, Fuad mengatakan bahwa permintaan maaf Bupati Sinjai layak dipertanyakan.
Menurutnya, setiap keterangan resmi apalagi permintaan maaf selalu disertai video, bukan pernyataan melalui media saja.
“Saya curiga permintaan maaf bupati hanya dibuat oleh humasnya saja lalu dibagi ke wartawan. Karena tidak ada video yang disertakan” jelas Fuad.
Di mana-mana kalau pejabat publik minta maaf, kata Fuad, selalu disertai bukti seperti audio visual.
“Kalau tidak ada bukti video, itu akan menimbulkan pertanyaan ke publik. Akankah ini betul kata bupati atau justru kerjaan humasnya saja yang berusaha meredam situasi,” jelasnya. (27/10).
Komentar