JAKARTA, Pos Liputan – Pakar Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar, melontarkan kritik terhadap wawancara yang dilakukan oleh 7 wartawan dari 7 media yang berbeda dengan Presiden Prabowo Subianto di Hambalang pada Minggu (6/4) lalu.
Melalui akun X pribadinya, Zainal memberikan pandangan apresiasi sekaligus kekhawatiran terhadap substansi wawancara tersebut.
Unggahan itu dibuat pada Selasa (8/4/2025). Dalam cuitannya, Zainal memulai dengan memberi pujian terhadap format wawancara yang menurutnya patut diapresiasi karena terbuka dan tidak diarahkan.
“Memberi kesempatan wawancara tanpa potongan dan pertanyaan arahan adalah hal yang bagus. Harus dipuji,” tulisnya.
Menurut Zainal, format seperti itu penting dalam menciptakan ruang komunikasi yang jujur antara pemimpin dan masyarakat.
Ketika seorang presiden berbicara tanpa intervensi, publik bisa melihat langsung bagaimana arah pandang dan gaya pikir seorang kepala negara.
Namun demikian, Zainal melanjutkan dengan nada kritis. Ia mengungkapkan bahwa meski formatnya terbuka, isi dari beberapa pernyataan Presiden justru menimbulkan kekhawatiran.
Ia menyayangkan adanya kesan bahwa Presiden tidak sepenuhnya merespons kenyataan sebagaimana adanya.
“Tapi melihat beberapa jawaban, maap, pantesan kita khawatir dengan negara ini, kayak punya fantasi sendiri terhadap realitas,” tulis Zainal dalam cuitan selanjutnya.
Pernyataan itu seolah menegaskan kegelisahan Zainal terhadap bagaimana narasi kepemimpinan dibangun.
Baginya, ada semacam jarak antara pernyataan-pernyataan optimistis yang disampaikan dengan kondisi objektif yang terjadi di masyarakat.
Meskipun tidak menyebut secara spesifik bagian mana dari wawancara yang ia anggap bermasalah, kritik Zainal mengandung nada kekhawatiran yang mendalam terhadap arah pemerintahan ke depan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengundang sejumlah pemimpin redaksi dan tokoh senior media massa untuk berdiskusi di kediamannya di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo didampingi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.
Jurnalis yang hadir dalam pertemuan itu diantaranya, pemimpin redaksi (Pemred) detikcom Alfito Deannova Gintings, Pemred tvOne Lalu Mara Satriawangsa, Pemred IDN Times Uni Lubis, dan Founder Narasi Najwa Shihab.
Selain itu, ada pula Pemred Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, Pemred SCTV-Indosiar Retno Pinasti, dan News Anchor TVRI Valerina Daniel sebagai moderator.
Komentar