KALTIM, Pos Liputan – Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) merupakan indikator yang penting dalam menilai kualitas kehidupan pemuda di suatu daerah. Di Kalimantan Timur (Kaltim), IPP tahun 2024 tercatat sebesar 56,33 persen, dengan berbagai domain yang memiliki capaian berbeda-beda.
Salah satu domain yang paling rendah adalah “Partisipasi dan Kepemimpinan,” yang hanya mencatatkan angka 43,33 persen, menunjukkan bahwa keterlibatan pemuda dalam proses pengambilan keputusan dan kepemimpinan masih perlu diperbaiki.
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur, melalui Analis Kebijakan Ahli Muda, H. Hasbar Mara, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi dan kepemimpinan pemuda di daerah ini.
“Dispora punya tanggung jawab untuk meningkatkan IPP, khususnya di domain partisipasi dan kepemimpinan, karena skor untuk domain ini masih sangat rendah di Kalimantan Timur,” ujarnya saat ditemui awak media beberapa waktu lalu.
Hasbar menjelaskan bahwa meskipun Karang Taruna merupakan organisasi yang secara teknis berada di bawah kewenangan Dinas Sosial, Dispora tetap terlibat dalam upaya memberdayakan pemuda yang tergabung dalam organisasi tersebut.
“Kalau Karang Taruna sebenarnya adalah tanggung jawab Dinas Sosial, tapi kami di Dispora masuk pada aspek kepemudaannya, bukan pada ranah organisasinya. Kami berupaya memberdayakan pemuda di Karang Taruna untuk lebih aktif dalam partisipasi sosial dan kepemimpinan,” jelas Hasbar.
Kendati demikian, ia menambahkan bahwa pemberdayaan pemuda tidak hanya menjadi tanggung jawab satu instansi, melainkan perlu melibatkan seluruh sektor terkait.
“Semua lintas sektor bisa bekerjasama untuk memberdayakan pemuda, baik itu dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta,” tambahnya. Pihak Dispora berharap bahwa dengan kerja sama ini, akan tercipta program-program yang dapat memperkuat partisipasi pemuda dalam pembangunan daerah.
Hasbar juga mengingatkan bahwa skor akhir dari IPP yang diperoleh akan sangat menentukan sejauh mana perkembangan kondisi kepemudaan di Indonesia. Semakin tinggi skor yang dicapai, baik di tingkat daerah maupun nasional, semakin baik pula kualitas dan daya saing pemuda.
Oleh karena itu, upaya pemberdayaan yang dilakukan harus menjadi fokus utama untuk mencapai skor yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.
Selain itu, Hasbar menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dan sektor industri dalam menciptakan ekosistem yang mendukung kemajuan pemuda.
“Seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, dunia industri, perguruan tinggi, dan media harus bergerak secara sinergis dan terpadu, untuk membangun ekosistem pelayanan kepemudaan yang inovatif,” ujarnya.
Dengan meningkatnya kolaborasi antar pihak, Hasbar berharap bahwa para pemuda di Kaltim akan semakin terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengembangkan diri dalam dunia kepemimpinan.
Dengan demikian, IPP di Kaltim dapat terus meningkat, menciptakan generasi muda yang siap bersaing di tingkat global, namun tetap mengedepankan nilai-nilai kebangsaan.
Komentar