GOWA, Pos Liputan – Desa Rappolemba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa dikenal sebagai salah satu penghasil labu siam yang berlimpah.
Namun, ini tidak ditunjang dengan harga yang tinggi, hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Hastuti, salah satu dosen pengabdian masyarakat dari Universitas Patompo.
“Data yang diperoleh dari hasil komunikasi pribadi dengan petani, saat panen raya labu siam dihargai 20.000 per kantong dengan jumlah 100 buah per kantong atau 200 rupiah per buah,” katanya.
Tingginya angka produksi labu siam terutama saat panen tidak berbanding lurus dengan harga dan daya serap pasar.
Kendati demikian, petani labu siam terpaksa harus tetap menjual hasil panennya meskipun dengan harga rendah.
Kondisi ini menarik perhatian Tim pengabdian Universitas Patompo menggandeng Kelompok Tani Boritallasa mengadakan pelatihan pengolahan kreatif labu siam untuk meningkatkan nilai ekonomi.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (6/8/2024) dan dihadiri oleh PLT kepala Desa Rappolemba, Ketua Kelompok Tani Boritllassa, Ismail dan ibu-ibu kelompok tani yang berjumlah 25 orang.
Tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dr. Hastuti, M.Sc dan beranggotakan Sitti Marlina S.Pd, M.Pd dan Rusdianto S.Pd, M.Pd. memberikan materi pengolahan kreatif labu siam menjadi berbagai olahan kreatif seperti keripik labu siam dan pudding labu siam.
Selain itu, tim PKM ini memberika pelatihan pengemasan produk yang menarik dan pemasaran digital.
“Dengan adanya kegiatan pengabdian ini diharapkan menjadi jembatan penghubung antara PT dengan masyarakat. Kegiatan pengabdian ini diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat,” ucap Dr. Hastuti.
Pelatihan ini juga diharapkan mampu mengantarkan masyarakat menjadi lebih mandiri dan mapan secara finansial melalui pemanfaatan hasil alam yang belum diolah dengan maksimal.
Komentar