JAKARTA, Pos Liputan – Pernyataan politisi PSI, Ade Armando, yang menyebut Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia terbaik sepanjang sejarah menuai banyak respons dari berbagai pihak.
Salah satu yang ikut menyuarakan kritik terhadap pernyataan Ade Armando itu adalah pegiat media sosial, Jhon Sitorus.
Melalui cuitan di akun pribadinya di platform X pada Kamis (22/5/2025), Jhon secara lugas mempertanyakan dasar pernyataan Ade Armando yang memuji Gibran secara berlebihan.
Ia membandingkan Gibran dengan beberapa tokoh wakil presiden terdahulu yang menurutnya memiliki rekam jejak dan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia.
“Wakil Presiden terbaik sepanjang sejarah?” tulis Jhon membuka komentarnya.
Ia kemudian menguraikan kiprah sejumlah tokoh nasional yang pernah menjabat sebagai wakil presiden dan mendapat pengakuan internasional.
“Bung Hatta dikagumi dunia karena dialektika dan kecerdasannya dalam berdiplomasi,” ucapnya.
“Adam Malik dikagumi dunia karena prakarsanya membentuk ASEAN dan pernah jadi Presiden Majelis Umum PBB,” lanjutnya.
“Habibie dikagumi dunia karena teori Mr. Crack di dunia penerbangan juga sukses pasca krisis 98,” sambungnya.
Jhon menilai bahwa Gibran belum menunjukkan kontribusi maupun gagasan orisinal yang menonjol.
Ia lantas mempertanyakan apa yang sudah dicapai Gibran hingga layak menyandang gelar sebagai Wakil Presiden terbaik.
“Gibran? Apa gagasannya yang otentik? Apa kontribusinya? Apa masterpiece yang dikaryakan? Sejauh ini belum teruji sama sekali,” tanyanya.
Tak berhenti di sana, Jhon juga mengkritik budaya mengkultuskan individu dalam politik, terlebih jika sosok yang dikultuskan belum membuktikan kapasitas dan kualitas kepemimpinannya secara nyata.
“Berhentilah mengkultuskan manusia, apalagi jika standarnya masih jauh dari kata layak. Baca video monolog saja masih terbata-bata, bahkan jumlah like lebih banyak dari view,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya sikap kritis dan objektif dalam berpolitik, termasuk dalam memberi pujian.
Menurutnya, pujian yang tidak proporsional justru dapat merugikan partai politik dan para kadernya sendiri.
“Jadilah politisi yang cerdas dan bijak. Memuji tanpa harus berlebihan, apalagi tak ada yang layak dipuji malah mendegradasi PSI dan kader-kadernya sendiri,” pintanya.
Di akhir pernyataannya, Jhon berharap Ade Armando, yang dikenal sebagai akademisi, bisa memberikan pernyataan yang lebih rasional dan tidak terkesan menjilat.
“Semoga bung Ade Armando tidak berstatemen murahan ala penjilat, seorang akademisi seharusnya jauh lebih matang dalam berargumentasi,” harapnya.
Komentar