JAKARTA, Pos Liputan – Mantan aktivis 98, Petrus Hariyanto atau yang akrab disapa Peter Hari mengenang masa-masa terakhir sahabatnya, Wiji Thukul.
Rasa rindu Peter Hari terhadap sahabatnya itu ia ungkapkan melalui cuitannya di akun X miliknya pada Kamis (1/2/2024).
Tidak hanya mengunggah sebuah cuitan, Peter Hari juga mengunggah sebuah foto masa-masa terakhir bersama sahabatnya sebelum ia dipenjara.
“Tukul, ini foto kita yang terakhir, setelah ini kita berpisah karena diburu aparat. Aku dipenjara, dan kau melanjutkan perlawanan dibawah tanah,” ungkapnya.
Foto yang ia unggah itu, memperlihatkan Wiji Thukul terlihat sedang membacakan sesuatu menggunakan mikrofon di hadapan para sahabatnya aktivis 98.
Kerinduan Peter Hari diceritakan saat pertama kali ia keluar dari penjara namun justru Wiji Thukul lah satu-satunya sahabat yang tidak bisa ia jumpai.
“Ketika aku bebas dari penjara justru kau tak ku jumpai. Kamu diculik dan belum dikembalikan. Kau sekarang dimana Kul? Apakah kau masih hidup? #kangen,” tulisnya.
Peter Hari merupakan aktivis gerakan demokrasi tahun 1990-an. Keinginannya untuk menghadirkan kesejahteraan kepada rakyat kecil tidak pernah padam.
Kini, ia terlibat dalam banyak kegiatan termasuk untuk mendampingi dan membela hak-hak masyarakat yang terpinggirkan seperti kelompok petani, buruh, dan kaum miskin kota saat banyak orang masih diam.
Selain aktif mendampingin masyarakat terpinggirkan, ia juga fokus pada pemberdayaan petani lokal kopi dengan mendirikan Peter Hari Coffee yang memiliki tagline “Perjuangan Tanpa Tepi”.
Melalui Peter Hari Coffee, Peter berharap dapat menjembatani langsung produsen dan konsumen agar semua pihak termasuk petani lokal dapat mendapatkan keuntungan yang sewajarnya.
Komentar