JAKARTA, Pos Liputan – Pakar hukum tata negara, Feri Amsari, menyoal peristiwa represif yang dilakukan oleh aparat terhadap mahasiswa yang tengah melakukan aksi unjuk rasa.
Hal itu ia utarakan melalui cuitannya di akun pribadi sosial media X miliknya @feriamsari, Senin (26/8/2024).
Feri menyebut mahasiswa yang tengah berunjuk rasa ada yang dipukuli namun tak satupun tokoh yang bicara.
“Ketika mahasiswa dipukuli. Lihat tak ada satu tokoh pun yang bicara,” tulisnya sebagaimana dikutip Media Pos Liputan, Selasa (27/8/2024).
Bahkan, Feri menyinggung orang-orang yang ikut tertolong dengan aksi mahasiswa tersebut agar bisa mencalonkan juga enggan untuk berbicara.
Hanya saja, Feri tidak menyebutkan siapa yang ia maksud ditolong oleh orang-orang yang ikut berunjuk rasa.
Diakhir cuitannya, ia mengatakan yang terjadi hari hari ini hilangnya tokoh bangsa yang mau hadir bersama dengan rakyat.
“Termasuk orang-orang yang mereka tolong agar bisa mencalonkan. Kita kehilangan tokoh bangsa,” katanya.
Dalam cuitannya yang lain, Pakar Hukum Tata Negara ini juga meminta agar berhenti memukul para mahasiswa karena mereka adalah anak-anak ibu pertiwi juga.
“Ibu bapak Rakyat Indonesia Yth. Jika mahasiswa dipukuli pandanglah mereka sebagai anak-anakmu sendiri. Selamatkan mereka. Tolong mereka karena mereka anak-anak ibu pertiwi. Anak-anakmu jua,” pintanya.
Sebagai informasi, terjadi aksi demonstrasi di berbagai daerah untuk mengawal putusan MK terkait UU Pilkada.
Bahkan, dari informasi yang Pos Liputan terima, telah terjadi kericuhan di beberapa lokasi aksi demonstrasi yang menyebabkan sejumlah mahasiswa ada yang ditahan dan bahkan mengalami kekerasan.
Komentar