Elon Musk Bilang Banyak Sosial Media yang Tidak Baik untuk Anak-anak, Memaksimalkan Dopamin

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

JAKARTA, Pos Liputan – Elon Musk, CEO X (dulu Twitter), menyebut bahwa banyak media sosial yang berdampak buruk terhadap anak-anak.

hal itu dicuit oleh Elon Musk di sosial media X miliknya @elonmusk yang ditandai dengan centang biru di belakang namanya.

Menurutnya, ini merupakan dampak dari persaingan antara sosial media yang diprogram oleh kecerdasan buatan (AI) untuk memaksimalkan dopamin seseorang.

“Banyak media sosial yang berdampak buruk bagi anak-anak, karena terdapat persaingan ekstrem antara AI media sosial untuk memaksimalkan dopamin!,” cuit Elon Musk dikutip Pos Liputan, Jumat (24/5/2024).

Dopamin merupakan zat kimia yang ada di dalam otak yang berperan besar untuk memengaruhi emosi, sensasi kesenangan hingga rasa sakit yang bisa dirasakan seseorang.

Baca Juga:  
Gejala dan Penyebarannya Mirip Covid, Virus Nipah Mulai Diwaspadai Pemerintah
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelebihan zat dopamin yang disebabkan oleh sosial media tersebut bisa menyebabkan gangguan terhadap kesehatan seseorang.

Cuitan Elon Musk ini bukan tidak berdasar. Beragam riset telah menunjukkan dampak media sosial terhadap emosi dan perilaku penggunanya.

Banyak platform media sosial tersebut dirancang menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat ketagihan dan dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan bahkan penyakit fisik.

Dikutip dari Health and Human Services (situs web resmi pemerintah Amerika Serikat). 95% anak muda berusia 13-17 tahun melaporkan menggunakan platform media sosial dan hampir dua pertiga remaja melaporkan menggunakan media sosial setiap hari dan sepertiga melaporkan menggunakan media sosial hampir terus-menerus.

Baca Juga:  
Bank Dunia Beri Pinjaman Rp4,6 Triliun ke Indonesia Untuk Atasi Kasus TBC

Anak-anak dan remaja yang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di media sosial menghadapi risiko dua kali lipat mengalami masalah kesehatan mental termasuk mengalami gejala depresi dan kecemasan.

Hal ini memprihatinkan karena survei terbaru menunjukkan bahwa remaja menghabiskan rata-rata 3,5 jam sehari di media sosial dan ketika ditanya tentang dampak media sosial terhadap citra tubuh mereka, 46% remaja berusia 13-17 tahun mengatakan media sosial membuat mereka merasa lebih buruk.

Data lain yang dilaporkan oleh Royal Society for Public Health (RSPH) dan Young Health Movement (YMH), menyebutkan sebanyak 91% orang berumur 16-24 tahun menggunakan internet untuk sosial media. Sedangkan, terdapat kenaikan sebanyak 70% pada angka gangguan kecemasan dan depresi dalam 25 tahun terakhir.

Baca Juga:  
3 Asteroid Dekati Bumi, NASA Beri Peringatan

Survei tersebut dilakukan pada tahun 2017 kepada 1.500 pemuda berumur 14-24 tahun di Inggris dan mengamati lima platform sosial media: Youtube, Snapchat, Twitter, Instagram, dan Facebook.

Penggunaan sosial media membuat anak muda merasa lebih buruk dari sebelumnya. Misalnya, melihat kegiatan teman yang sering berlibur kerap menimbulkan perasaan FOMO (Fear of Missing Out).

Komentar