JAKARTA, Pos Liputan – Penyebaran virus Nipah mulai diwaspadai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Kendati belum ada kasus Nipah di Indonesia.
Untuk mengantisipasi masuknya virus nipah di Indonesia, Kemenkes mengeluarkan surat edaran No. HK.02.02/C/4022/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah.
Surat edaran tersebut diteken untuk meningkatkan kewaspadaan bagi pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat, kantor kesehatan pelabuhan, dan para pemangku kepentingan terkait deteksi dini kasus penyakit virus Nipah.
“Mengingat letak geografis Indonesia berdekatan dengan negara yang melaporkan wabah, sehingga kemungkinan risiko penyebaran dapat terjadi,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu dalam sebuah keterangan tertulis, senin (25/9/2023).
Dalam surat edaran tersebut, kantor kesehatan pelabuhan diminta agar meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit.
Kemudian Rumah Sakit, Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya juga diminta Meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus sindrom demam akut yang disertai gejala pernapasan akut atau kejang atau penurunan kesadaran memiliki riwayat faktor risiko.
Awal Peredaran Kasus Nipah di Dunia
Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura.
Kasus Nipah yang terjadi pada manusia tidak hanya dilaporkan di Malaysia dan Singapura bahkan juga dilaporkan di negara India, Bangladesh, dan Filipina.
Pada tanggal 12 September 2023, Pemerintah Kerala, India melaporkan kembali adanya wabah penyakit virus Nipah di wilayah Kerala yang sebelumnya dilaporkan pada tahun 2021.
Per 18 September 2023, telah dilaporkan 6 kasus konfirmasi dengan dua kematian (CFR 33,33%) yang dilaporkan dari Distrik Kozhikode.
Dari 6 kasus konfirmasi tersebut, satu kasus merupakan tenaga kesehatan dan satu kasus lain merupakan anak-anak.
Per 19 September 2023, sebanyak 1.286 kontak erat telah diidentifikasi dan dalam pemantauan.
Berdasarkan penilaian pemerintah India, situasi penyakit virus Nipah di India bukan merupakan wabah besar dan hanya terjadi lokal terbatas pada dua distrik di Kerala yaitu Kozhikode dan Malappuram.
Hingga saat ini keberadaan virus Nipah pada manusia di Indonesia belum banyak diketahui.
Tentang Virus Nipah
Virus Nipah merupakan penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus Nipah yang tergolong genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.
Penularannya ke manusia melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan terinfeksi atau melalui makanan terkontaminasi oleh virus.
Gejala klinis bervariasi mulai dari tanpa gejala, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ringan hingga berat serta ensefalitis yang fatal.
Pada kasus yang berat ensefalitis dan kejang akan muncul dan berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.
Tingkat kematian yang disebabkan oleh virus ini diperkirakan berkisar antara 40% hingga 75%.
Komentar