Sinjai, Pos Liputan – Telah dikabarkan, kedua orang Siswa SDN 193 Jenna, Desa Sukamaju, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Sulawesi selatan (Sulsel) yang telah tertimpa pohon kelapa saat berjalan ke sekolah dikabarkan keduanya meninggal dunia.
Kabar tersebut diunggah oleh Nurhasana Massi melalui akun facebooknya.
Dalam unggahan tersebut “turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, Insya Allah beliau akan menjemput kedua org tuanya di syurga, Dua bersaudara meninggal pada saat mau berangkat ke sekolah akibat tertimpa pohon,” tulis dalam akun facebooknya, Sabtu (18/6/2022).
Lanjut dalam unggahannya “Buat kedua org tuanya semoga diberi ketabahan dan keikhlasan.
Sabar dalam menghadapi ujian yg begitu berat. Tentu qta sebagai org tua jg turut merasakan ini,”.
Rasa pedih dan perih yg begitu dalam, namun apalah daya semua sudah ditentukan oleh Allah SWT. Yang perlu qta lakukan adalah berserah dan memohon kepada Allah SWT.
“Semoga Ananda berdua mendapat rahmat dan maghfirah dari Allah dan ditempatkan di tempat yg terbaik di sisi Allah dan keluarga yg ditinggalkan semoga diberikan kesabaran dan keikhlasan menerima takdir Allah SWT,” harapnya melalui unggahannya.
Diberitakan sebelumnya, Kedua korban adalah adik-kakak, masing-masing Fitriani (10 tahun) dan Yudistira (7 tahun). Dari peristiwa ini, nyawa Fitriani tidak bisa diselamatkan meski sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas Mannanti.
Sementara adiknya, Yudistira dirujuk ke RSUD Sinjai dan saat ini masih menjalani perawatan di ruang IGD. Dua korban ini adalah anak pasangan suami-Isteri warga Dusun Banoa, Syakir dan Tasyia.
Paman korban, Hardi mengatakan bahwa, dalam perjalan ke sekolah tiba-tiba pohon kelapa tumbang jaraknya masih jauh dari sekolah
“Kejadian sekitar jam tujuh pagi, korban bersama dengan adiknya ke sekolah dibonceng sama bapaknya. Namun, kedua korban tersebut tidak dibonceng sampai sekolahnya, setelah dikasi turun dari motor oleh ayahnya mereka berdua jalan ke sekolah, dan tiba-tiba ada pohon kelapa tumbang, jaraknya masih jauh dari sekolah,” ungkap Hardi di RSUD Sinjai.
Komentar