MAKASSAR, Pos Liputan – Seminar bertema “Cerdas Finansial di Era Digital: Literasi, Inklusi, dan Perlindungan Konsumen” digelar di kampus STIE LPI Makassar, Rabu (8/10/2025).
Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat pemahaman masyarakat terhadap teknologi dan sektor keuangan yang kian terintegrasi.
Tema tersebut dinilai sangat relevan dengan perkembangan zaman, mengingat teknologi kini memegang peran besar dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di bidang keuangan.
Ketua Forum Komunikasi Dosen Seluruh Indonesia (FKDSI), A. Herenal Daeng Toto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara FKDSI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar.
Kolaborasi ini, katanya, menjadi bentuk sinergi dalam mendorong konsep pentahelix antara pemerintah, industri, akademisi, media, dan masyarakat sipil.
“Kami menggandeng dan berkolaborasi bersama Otoritas Jasa Keuangan Sulselbar sebagai bentuk sumbangsih pemikiran bersinergi dalam mendorong pentahelix. Di mana nantinya Forum Komunikasi Dosen Seluruh Indonesia (FKDSI) sebagai organisasi profesi harus lebih progresif, bukan hanya berkolaborasi dengan pemerintah, tetapi juga dengan industri, media, akademisi, dan masyarakat sipil,” ujarnya.
Herenal juga menyoroti pentingnya literasi keuangan di kalangan generasi muda.
“Gen Z dan milenial ini adalah generasi teknologi, artinya mereka tumbuh dan besar dalam perubahan teknologi seiring dengan digitalisasi dan perilaku keuangan,” tegasnya.
Ia menambahkan, topik seminar ini mencakup berbagai sektor keuangan yang kini banyak bergantung pada teknologi.
“Topik ini merupakan irisan dari beberapa sektor keuangan, baik perbankan, investasi, maupun pasar modal yang semuanya menggunakan teknologi,” ucapnya.
Menurut Herenal, munculnya fenomena baru seperti penggunaan artificial intelligence (AI), investasi bodong, dan pinjaman online ilegal juga menjadi isu penting yang perlu mendapat perhatian dan pengawasan.
“Terlebih saat ini tengah marak penggunaan artificial intelligence yang bisa diketahui lebih lanjut peraturan dan pengawasannya di Indonesia dan juga investasi bodong dan pinjol ilegal,” katanya.
Selain memperkuat kolaborasi dengan OJK, FKDSI juga berkomitmen untuk terus mendorong edukasi keuangan di lingkungan akademik.
“Kami berharap bisa mengenalkan literasi keuangan lebih menyeluruh lewat kegiatan ini,” tegas A. Renald, dosen Bisnis Digital Universitas Dipa (Undipa) Makassar yang turut hadir dalam seminar tersebut.
Kegiatan ini melibatkan kolaborasi antara mahasiswa dan dosen yang berfokus pada peningkatan edukasi serta literasi di bidang financial technology (fintech).
Tujuannya, untuk mendorong adopsi teknologi keuangan yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Sebagai inisiator, FKDSI terus berusaha untuk berkolaborasi dengan pemerintah dan industri untuk memberikan dampak lebih luas kepada masyarakat. Kolaborasi dan kemitraan ini juga sebagai bentuk cara mengembangkan ekonomi digital menjadi lebih baik,” jelas Herenal.
Ia juga berharap FKDSI dapat menjadi wadah yang lebih progresif bagi para akademisi di masa mendatang.
“Pada kesempatan lain kami ingin FKDSI menjadi corong organisasi profesi yang progresif. Kita ingin mendorong ada kegiatan expo yang di mana akan melibatkan para pelaku industri,” tambahnya.
Melalui seminar ini, peserta diharapkan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai literasi keuangan serta risiko yang mungkin timbul di dalamnya.
Dengan demikian, masyarakat dapat mengelola keuangan dengan bijak, meningkatkan kesejahteraan, dan menghindari jebakan pinjaman online ilegal, judi online, maupun investasi bodong.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Yayasan STIE LPI Makassar, Ketua STIE LPI Makassar, Sekretaris Rektor Undipa Makassar, pengurus FKDSI, dosen, kaprodi, serta mahasiswa STIE LPI Makassar.














Komentar