Kilas Balik Kisah Cut Putri, Perekam Tsunami Aceh Selamat dari Maut

Publisher:
Eksklusif, Berita Terkini di WhatsApp Posliputan.com

ACEH, Pos Liputan – 26 Desember 2004 lalu atau 18 tahun lalu merupakan hari bencana kemanusiaan terbesar yang pernah ada. Di mana saat itu, Banda Aceh dilanda gempa 9,2 skala richter dan diterjang gelombang tsunami yang meninggalkan luka mendalam bagi rakyat Aceh.

Peristiwa minggu pagi itu membuat para korban teringat jelas dengan peristiwa gelombang tsunami yang meluluh lantakkan Banda Aceh.

Tidak hanya menghancurkan harta benda, peristiwa itu juga menelan hingga ratusan ribu korban jiwa.

Salah satu korban yang menyaksikan secara langsung peristiwa itu, Cut Putri sempat mengabadikan kejadian tersebut menggunakan kamera Handycam miliknya.

Ia merekam detik detik gelombang sunami menyampu bersih Banda Aceh dari lantai dua di kediamannya.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat peristiwa maut itu terjadi, Cut Putri bersama keluarganya lari ke lantai dua rumahnya untuk mengamankan diri. Di sana ia menyaksikan air sunami melewati kediamannya dan meratakan pemukiman di sekitarnya.

Cut Putri sebenarnya tinggal dan menetap di Jakarta. Saat itu, ia datang ke Banda Aceh untuk menghadiri pernikahan sepupunya.

Nahas, peristiwa sunami itu terjadi sebelum ia kembali ke Jakarta. Peristiwa ini ia ceritakan pada kegiatan peringatan 18 Tahun Aceh Tsunami Commemoration.

Baca Juga:  
Kepala Biro Umum Kemenko Polhukam: Regulasi Penyelesaian Kerugian Negara Sangat Penting

Banyak orang yang bertanya, Bagaimana bisa di dalam suatu keadaan yang begitu Dahsyat dirinya masih bisa merekam peristiwa tersebut sementara situasi yang begitu chaos.

Menurutnya, hal tersebut tidak lepas dari pertolongan Allah SWT. Dirinya merekam kejadian itu agar dunia tau kemahaberasaran Allah.

“Ya Allah saya mau merekam video ini dan saya putuskan apabila nanti rumah ini roboh kemudian saya akan terombang-ambing dalam ombak itu kemudian saya mati. Saya akan terus merekam kemudian saya berdoa kepada Allah, ya Allah kalau setelah saya masuk ke dalam air saya rekam terus sampai saya mati kemudian Ya Allah saya titipkan rekaman ini padamu ya Allah tolong sampaikan kepada dunia agar dunia tahu betapa Maha besarnya engkau,” kenang Cut Putri.

Dirinya menggambarkan kejadian saat itu, orang-orang yang berdiri terduduk, orang yang duduk tertidur, dan mereka yang tertidur terguling-guling akibat Gempa dan Tsunami yang melanda Aceh.

“Tiba-tiba dari arah kejauhan itu terdengar suara gemuruh yang sayup-sayup kemudian gemuruh itu tiba-tiba terdengar semakin besar semakin besar dan ini terjadi dalam waktu 0,0 Sekian detik lalu tiba-tiba orang berlari dari sudut rumah kami kemudian mengatakan air naik air naik,” katanya.

Sementara ia bersama keluarganya tidak mengetahui maksud dan mengapa semua orang berlarian. Dirinya yang kebingungan bertanya-tanya ada apa sementara suara gemuruh semakin kencang terdengar seperti sebuah pesawat yang mendarat di hadapannya.

Baca Juga:  
Dirjen Dukcapil Sampaikan Permendagri No. 74 Ta 2022 Tentang Pendaftaran Penduduk Nonpermanen

Tiba-tiba di tengah-tengah keadaan itu Abinya berkata kalau gempa sebesar ini bisa-bisa ada tsunami. Sebelumnya mereka pernah tinggal lama di Papua dan sering sekali mengalami gempa dan juga tsunami meskipun tidak sebesar di Aceh.

“Tiba-tiba datanglah berlari orang dari depan rumah berkata air naik. Akhirnya kita semua lari tiba-tiba saya teriak lari ke atas lari ke atas ke atas tingkat 2 kemudian orang bingung kalau naik ke atas takut rumah roboh sedangkan kalau kita lari dari terjangan air mau lari kemana akhirnya sebagian lari ke atas,” terangnya.

“Cuma Allah yang menggerakkan hati kita dan akhirnya beberapa saudara sempat naik ke atas sementara saudara kami yang lainnya tidak sempat naik dan ikut berlari,” sambungnya.

Dari lantai dua rumahnya, Cut Putri menyaksikan kebesaran Allah. Di situlah ia berpikir untuk mengabadikan momen tersebut untuk dikabarkan kepada dunia betapa besarnya kuasa Allah SWT.

Cut Putri menceritakan jika Lokasi kediamannya dengan pantai memang terbilang dekat. Meski begitu, ia tetap tidak bisa melihat pantai karena merupakan kawasan padat penduduk. Namun, setelah diterjang ombak semuanya luluh lantak bahkan ia bisa melihat pantai dengan begitu jelas.

Baca Juga:  
Pemkab Sinjai Peringkat ke 3 di Sulsel Nilai MCP SPI dari KPK

“Setelah terjangan ombak pertama, pantai terlihat dekat sekali bahkan bisa melihat ujung pantai. Akhirnya saya terus merekam kemudian setelah ombak pertama menerjang kemudian kembali lagi tertarik ke laut saya pikir, Oh sudah selesai ternyata datang lagi ombak kedua,” ucapnya.

Setelah air kembali reda, dia berpikir bahwa dirinya tidak jadi mati. Amanah yang dititipkan ke Allah dikembalikan lagi ke dia untuk terus berusaha berjuang menyampaikan kepada dunia betapa besarnya kuasa Allah SWT.

Kondisi Aceh yang porak-poranda tentunya tidak ada sarana baginya untuk berkabar. Ia bertekad bahwa hari itu juga harus kembali ke Jakarta untuk menyiarkan peristiwa itu di stasiun TV.

“Jika dibayangkan bagaimana bisa seorang wanita yang terkena tsunami, tidak punya uang lagi, tinggal baju robek berdarah dan berlumpur bisa Allah antarkan sampai Jakarta langsung ke stasiun TV,” jelasnya.

Cut Putri berharap, video tersebut bisa bermanfaat bagi orang banyak. Terutama kepada generasi muda di Aceh untuk tetap sadar bencana.

“Apapun yang terjadi harus tetap semangat membangun Aceh,” ucapnya dikutip dari channel youtube Sulaiman M Hasan.

Komentar